KRITIK HOLISTIK PADA KARYA "SURROUNDING DAVID" KARYA TITARUBI
BAB
1
LATAR
BELAKANG
Tiap seniman punya banyak ide dan pengalaman estetik
untuk mewujudkan karya – karya yang dia hasilakan. Beberapa orang menggunakan
fenomena dan pengalaman pribadinya untuk menciptakan sebuah konsep dalam
berkarya.
Dalam hal ini saya mengambil karya Titarubi sebagai bahan
kajian kritik holistik. Alasan mendasar pengambilan karya ini terkait pada 3
hal mendasar berdasarkan pada pandangan dan pilihan pribadi penulis. Latar
belakang pertama adalah jatuh cinta pada pandanag pertama. Karya berjudul Surrounding David yang dibuat oleh
Titarubi inilah yang akan menjaid kajian pada kritik holistik ini adalah karya
yang fenomenal. Sejauh apresiasi penulis yang masih punya perjalanan panjang
dan sedikit pengalaman ini, inilah karya terbesar yang pernah dilihat dan diapresiasi
oleh penulis. Kemegahan terlihat dari perwujudan David yang Titarubi buat sehingga tidak bisa terpungkiri bahwa
karya ini benar – benar menyita perhatian.
Alasan mendasar
kedua adalah adanya pemahaman (apresiasi) yang berbeda antara konsep yang
dibuat dari karya ini sebelum penulis mengetahui maksud dari Titarubi dari
video dokumentasinya. Terakhir adalah dari segi kepribadian seniman. penulis
melihat sosok Titarubi adalah orang yang kuat dan tegas. Orang yang punya
pemikiran – pemikiran luar biasa dan memvisualkan itu dalam bentuk yang indah
dan imajinatif.
Dari segi nilai saya merasa karya ini sarat akan makna,
ada banyak pemikiran yang digabung dan mengeras menjadi Surrounding David ini. Maka pilihan yang pantas jika Surrounding David karya Titarubi ini
menjadi pilihan analisis kritik holistik bagi penulis.
BAB
2
PEMBAHASAN
1.
INFORMASI
ALASAN GENETIK
a.
Informasi
Genetik karya Titarubi berjudul Surrounding
David
Genetik
subjektif
Sirrounding
David adalah karya kesekian dari seorang Titarubi. Dari
kesekian karya yang kita lihat yang dibuat oleh seorang Titarubi maka bisa kita
lihat bahwa semua karyanya adalah karya – karya yang membuat sebuah perlawanan
terhadap sebuah keadaan atau sebuah system. Namun seiring dengan
perkembangannya karya – karya yang dia hadirkan lebih mencerminkan pada
kepribadiannya sebagai sebuah subjek yang yang mengalami keadaan dari system atau keadaan tadi sehingga
muncullah karya – karya yang mulai menunjukkan sebuah kebangkitan dan semangat
perubahan. Semua karya – karya yang dibuat oleh Titarubi selalu sarat makna
bahkan bisa kita lihat bahwa beliau adalah salah satu seniman yang karya –
karyanya selalu berbicara tentang apa itu wanita (Dalam biografi katalog Kisah Tanpa Narasi Titarubi). Hal ini
terlihat dari karya – karya pendahulunya yang berjudul Her Story on White, Lindungi Aku Dari Keinginanmu, Missing and Sailent,
maupun Vagina Brocad
Dari hasil observasi ketika ke Jogjakarta ke Studio
ICAN kami dapat kami simpulkan bahwa Titarubi juga seorang seniman yang secara
totalitas membuat karya – karyanya. Bukan hanya dibidang seni, bahkan dibidang
kemanusiaan. Hal ini dikarenakan kesenian baginya adalah proses menjalani
kehidupan itu sendiri.
Sebagai perupa perempuan yang hidup dalam kultur
yang sangat patrikal, tidaklah mudah membangun karir sebagai seorang perupa,
sekaligus menjadi seorang ibu dan istri, dan ini dia buktikan dari totalitas dan
continuitasnya dalam berkarya bahwa
wanita bisa (Dalam biografi katalog Kisah
Tanpa Narasi Titarubi).
Munculnya gagasan atau ide dari karya Serrounding David ini tidaklah lepas
dari pengalaman pribadi maupun pemahaman konsep dari karya – karya sebelumnya.
Dalam karya ini sebenarnya ada dua buah tesis yang ingin dibuktikan oleh
Titarubi sepertitertulis dalam essay katalog
Subverting Power and Desire pada
karya Surrounding David, yang pertama
adalah berkenaan dengan masalah sosial budaya, tradisi berpakaian, brokat dan
gender. Dalam sesi tanya jawab observasi kami Titarubi berpendapat bahwa kain
brokat dan desain baju kebaya punya watak yang manipulatif terhadap (tubuh)
perempuan: kain dan baju itu diniatkan sebagai pembungkus tubuh perempuan,
melindungi ketelanjangannya; tetapi karena watak kain yang terawang dan bentuk
desain yang ketat mengikuti semua bentuk lekuk tubuh perempuan, bungkus itu
justru “menelanjangi” si perempuan. Brokat mengemas tubuh dan identitas
perempuan menjadi objek tatapan (gaze).
Tesis kedua, Titarubi menganggap bahwa ketelanjangan tubuh pria ditempatkan
secara khas atau terpisah dari atribut “keindahan” – yang dalam kaitannya
dengan tubuh perempuan direduksi menjadi sensualitas dan seksualitas.
Ketelanjangan tubuh laki – laki justru hadir sebagai atribut kejantanan dan
kekuatannya (Dalam katalog Subverting Power and Desire pada karya Surrounding David).
2.
INFORMASI
ALASAN OBJEKTIF
Genetik objektif
1.
Deskripsi
Karya Surrounding David adalah karya monumental yang berbentuk 3D. karya
ini bisa disebut patung instalasi. Tinggi patung ini 8,65 meter dan itu hampir
dua kali lipat dari tinggi patung David
yang sebenarnya setinggi 5, 17 meter. Karya ini merupakan sebuah replika dari
patung David ciptaan Michael Langelo.
Namun bedanya tubuh David Titarubi
diselimuti oleh kaincbrokad berwarna merah sia,.
dengan bordiran berbentuk bunga. Patung ini diletakkan tepat ditengah musium.
Dalam video yang disertakan dalam katalog Subverting
Power and Desire untuk karya David ini beliau mengatakan bahwa
besarnya patung ini adalah untuk membuat patung ini terlihat atau sebagai
sebuah titik pandangan pada ruangan besar ini. Titarubi mencari sebuah
pandangan dimana patung ini tidak saling merusak antara tempat dan diri patung
ini sendiri sehingga ada sebuah keharmonisan dalam peletakannya. Patung David ini sama persis dengan aslinya.
Dibuat dengan posisi berdiri dengan posisi kepala dan pandangan agak menyerong
dengan tangan kiri memegang sebuah pecahan batu, sedangkan tangan kanan
terjuntai bebas dengan sedikit mengepal. Kaki kirinya sedikit mengendor
sehingga kaki kanannya tegang menahan beban tubuhnya. Ekspresi patung ini
menatap lurus kedepan dengan alis yang sedikit berkerut. Titarubi membuat David dari bahan sintesis : fiberglas dan resin. Bersama dengan
plastik dan latek. Fiberglas dan resin dipilih karena mudah didapat, mudah
dibentuk dan dicetak dan juga dianggap bisa menciptakan objek – objek tembus
pandang (dengan kata lain: menciptakan lapisan kulit tembus pandang, sementara
isi objek itu sendiri dihilangkan)
Karya Surrounding David
ini bisa disebut sebagai karya monumental jika dilihat dari besarnya karya yang
dibuat. Ditangan Michelangelo patung telanjang David dianggap sebagai representasi anatomi pria yang sempurna, di
tangan Tita David mendapat sentuhan
feminin. Tita membungkus seluruh tubuh David
dari kaki hingga kepala dengan kain brokat berwarna merah sian. Kain yang biasa dipakai sebagai kebaya ini bermotifkan bunga
dan dedaunan yang makin mencitrakan feminitas David. Cahaya lampu LED di dalam patung kian menampilkan keanggunan
brokat yang akhirnya menguatkan feminitas itu. Tokoh yang berhasil mengalahkan
raksasa Goliath ini seakan diluruhkan imaj maskulinitasnya (Titarubi dalam
Kuota! Kuota! Kuota!).
Pada tayangan
video dokumentasinya, Tita menuturkan bahwa ia memang ingin memfemininkan David, setelah menimbang-nimbang apakah
karya yang akan dipilihnya David atau
The Thinker karya Rodin. Keinginannya
ini berangkat dari pemahaman strukturalnya tentang tubuh dan tentang sistem
patriarkal yang berlaku, pemahaman yang juga muncul pada karya-karya Tita
sebelumnya (Titarubi dalam Kuota! Kuota! Kuota!: 2011).
Tita
menjelaskan panjang lebar bahwa patung
David menjadi kompleks karena ketelanjangan tubuhnya. Dalam wacana
masyarakat tubuh berbahaya bagi keselamatan moral, hal ini juga mengancam
bagian tubuh itu sendiri. Brokat bersifat licin sehingga tetap membayangkan
ketelanjangan. Tubuh David telanjang
dan terperangkap dalam brokat. Cahaya lampu dari dalam menonjolkan brokatnya,
tubuh David lenyap dan kemudian
brokatpun membentuk tubuh David.
Tita dan
timnya berhasil menyelubungi tubuh David
dengan brokat sekaligus mencerminkan dan menonjolkan lekukan anatomis David yang merupakan karya masterpiece pada masa renaisans. Karya
Michelangelo pada 1501-1504 ini dianggap karya yang memadukan kesan kekuatan
dan keindahan. Pemilihan brokat sebagai penutup sendiri dikarenakan brokat
adalah pakaian yang diidentikkan dengan kaum wanita. Namun pemakaian brokat
saat ini yang awalnya untuk menutupi menjadi menelanjangi karena desainnya yang
mengikuti lekuk tubuh dan sifatnya dasarnya yang tidak sepenuhnya menutupi
tubuh sebagai kain.
Bagi Titarubi
hasrat perempuan adalah suatu yang selama ini disembunyikan dan dihilangkan,
karena itu ketika akhirnya perempuan bisa menikmati ketelanjangan laki – laki,
maka hasrat yang hilang dan tersembunyi ini kini bisa ditemukan. Jika selama
ini perempuan dianggap sebagai objek hasrat bagi laki – laki maka Surrounding
David laki – lakilah yang akan menjadi hasrat bagi kaum wanita. Hasrat
perempuan mendapatkan pembebasannya pada perayaan ketelanjangan David (Dalam katalog Subverting Power and Desire pada karya Surrounding David)
Titarubi
membuat David dari bahan sintesis :
fiberglas dan resin. Bersama dengan plastik dan latek. Fiberglas dan resin
dipilih karena mudah didapat, mudah dibentuk dan dicetak dan juga dianggap bisa
menciptakan objek – objek tembus pandang (dengan kata lain: menciptakan lapisan
kulit tembus pandang, sementara isi objek itu sendiri dihilangkan). Dengan
pemilihan ini Titarubi membuat tubuh David
menjadi sebatas kulit tipis tembus pandang. David
yang dianggap “megah”, “harmon yang indah”, “kemegahan tubuh tanpa cacat” dan
“penanda laki – laki sempurna” dibuat menjadi kulit, kosong tanpa isi. Dalam
kekosongan yang semacam itu maka keraksasaan tidak menjadi kekuatan, melainkan
kelemahan. Kemudian beliau membuat tubuh David
yang rentan tersebut bercahaya dari dalam, seolah dia hendak menunjukkan
kekosongan itu dengan lebih jelas, sekaligus ingin menyatakan bahwa cahaya itu
sendiri mengaburkan pandangan kita.
Perenungan
Titarubi pada karya ini tampaknya sampai pada kesimpulan pada suatu kesipulan
bahwa kekokohan, keraksasaan dan kesempurnaan tubuh laki – laki adalah hal –
hal yang kosong dan rentan. Kekeropsan tersebut selama ini diselubungi oleh
cahaya, sehingga membuat kita abai akan kekeroposan tersebut. Maka perlu
dipertanyakan dan diuji kembali berbagai keyakinan yang selama ini diterima
begitu saja. Kekokohan, keraksasaan, kekuasaa laki – laki harus diuji kembali,
kesempurnaan laki - laki harus
dipertanyakan kembali dan gagasan tentang keindahan harus dibongkar lagi.
3.
INFORMASI
ALASAN AFEKTIF
Interpretasi
karya / informasi afektif karyaTitarubi Berjudul
Surrounding David
Karya
Surrounding David adalah karya yang
sangat megah. Tingginya yang menjulang pasti akan memebuat kita menjadi kecil
didepannya. Mengapa harus dia atau mengapa harus seperti ini adalah sebuah
pertanyaan awal saat mata jatuh cinta pada pandangan pertama. Selanjutnya akan
muncul pertanyaan kenapa harus berbrokat? Dan kenapa harus berwarna merah sian? Akan menjadi pertanyaan
selanjutnya.
Pengalaman
seniman untuk mengonsepsikan sebuah karya adalah sebuah perenungan pribadi,
dimana setiap karya yang dia buat adalah pengolahan dari pengalaman estetik.
Jika dari konsep diciptakannnya Surrounding
David adalah untuk menfeminimkan David
dengan memberinya brokat, jujur saya tidak merasa itu menjadi feminim. Jika
penjelasan konsep mendalam dari Titarubi Pada video dokumentasinya tidak
ditayangkan maka akan tetap banyak pertanyaan mengapa dijadikan seperti ini
pada benak saya tanpa berfikir dia feminim.
Dimata saya patung David tetap terlihat maskulin, hal inin karena anatomi dan
otot – ototnya juga masih menunjukkan bahwa dia laki – laki yang kekar.
Bagaimana garis wajahnya yang tegas juga
membuatnya tetap laki – laki dimata saya. Selain itu tinggi dari patung David ini juga membuat kita memiliki
pandangan keatas. Dimana saat melihat patung ini maka akan kita juga akan
melewati fase dimana kita akan melihat kelaminnya, entah itu sebentar ataupun
lama dengan sebuah pikiran tertentu tergantung pada pengalaman dan interpretasi
masing – masing penghayat. Karena pandangan inilah maka kita akan melihat
dengan jelas kelamin yang bagi laki – laki pada masanya menjadi sebuah
kekuasaan dan kejayaan bukan dianggap sebuah tontonan yang mengundang nafsu.
Hal ini membuat saya memecah pemikiran antara memfeminimkan David dengan kelaki – lakiannya. Karena
selain merah sian (dalam hal ini sebut pink)
tidak lagi menjadi warna identik dengan wanita. Motif brokat yang dibuat
untuk memperkuat feminitas David juga terlihat semakin memperindah dia dimata
saya. David menjadi lebih megah dan lebih hidup dengan warnanya yang tidak lagi
putih dan terlihat beku. Namun dia terlihat menjadi lebih hidup dengan warna
yang lebih kontras dan mencolok dari pada sekelilingnya.
Interpretasi
setiap penghayat pada sebuah karya mungkin saja berbeda. Pada sebuah
perkuliahan Tinjauan Seni Rupa di Universitas Negeri Malang yang dibawakan oleh
ibu Dedy pernah dikatakan bahwa tiap pengamat akan memiliki apresiasi yang
berbeda pada tiap karya. Hal itu berhubungan dengan pengalaman pribadi yang
dimiliki oleh diri pengamat. Sebuah karya yang diapresiasi oleh 1000 penghayat
bukan tidak mungkin memiliki 1000 penafsiran. Maka pembicaraan konsep oleh
senimanlah yang akan menyatukan pendapat – pendapat mereka, yang membuat kita
tahu apa arti dan maksud dari yang dibuat oleh seniman tersebut.
Begitupula
dengan karya ini, saya baru memiliki perenungan yang mendalam pada karya ini
serta kesamaan pemikiran setelah melihat vidio dokumentasi karya Surrounding David ini. Sehingga sedikit
banyak akan ada kesamaan konsep pemikiran pada diri penghayat setelahnya.
4.
SINTESA
Sintesa
/ Keputusan
Sebagai
penghayat karya Titarubi ini kita tentunya banyak berfikir dan merenungkan
seluruh wacana dan pemikiran dari sudut pandang lain yang diperlihatkan oleh
Titarubi. Ada banyak hal yang terkadang bisa kita terima dengan mudah namun
ternyata ada hal dibalik itu yang masih perlu kita renungkan. Dalam hal ini
misalnya adalah tentang kemaskulinan pria, dan kekuasaan laki – laki. Bahwa
tubuh wanita lebih diidentikkan dengan hasrat seksualitas, namun pada laki –
laki malah dianggap sebagai simbul kegagahan dan kekuasaan. Ini hal – hal yang
sebenarnya sudah kita ketahui dari dulu, dan secara tidak langsung telah kita
terima dalam pemikiran kita tanpa harus berfikir, kenapa atau benarkah seperti
itu. Melihat karya – karya Titarubi membuat kita banyak berfikir bahwa semua
itu perlu dikaji lebih dalam. Dalam perayaan ketelanjangan David ini kita bisa menikmati dua hal sekaligus, yaitu tubuh
telanjang laki – laki yang dinikmati dan pada saat yang sama ketelanjangan
tersebut tinggal sebagai kulit.
Dari penjabaran ini maka kita dapat
menemukan sebuah nilai, bahwa Titarubi adalah seorang seniman yang dalam setiap
karyanya selalu secara totalitas berbicara tentang segala sesuatu yang ada
disekitar kita. Segala sesuatu tentang system dan keadaan yang terkadang salah
dan mudah diterima oleh masyarakat tanpa berfikir kenapa dan benarkah atau
haruskah seperti itu. Beliau seniman yang membaca kita berbicara dan berdialog
dari sudut pandang lain dengan karya – karyanya. Maka bisa dikatakan bahwa
karya – karyanya adalah karya – karya yang menganggakat aspek – aspek soasial
humanisme dalam masyarakat.
Karya - karya Titarubi jika kita amati secara
seksama bisa kita simpulkan bahwa karya – karya yang dihasilkan biasanya
visualnya cenderung pada wanita dan bayi – bayi
berbentuk. janin maupun anak – anak
(manusia), beberapa visual lain seperti Surrounding
David mengambil perwujudan laki – laki, namun tidak terlalu mendominasi
karya – karyanya hal ini dikarenakan Titarubi sendiri yang merupakan anak dari
seorang bidan. Melihat fenomena mengenai bayi yang bru dilahirkan ataupun
pemeriksaan pada ibu an anaknya menjadi sebuah pengalaman estetik tersendiri
bagi Titarubi. Pleton Brocad adalah
salah satu karya yang mengangkat tema laki – laki yang beliau buat selain Surrounding David. Sedangkan tema yang
diambil adalah tema –tema yang kemasyarakat, tema – tema sosial yang ada
disekitar kita. Jika melihat hubungan yang terjadi maka bisa kita lihat bahwa backgraound keluarga sebagai pekerja
kemanusiaan dibidang kesehatan, yaitu bidan (ibu) bisa dikatakan membawa
pengaruh pada beberapa karyanya yang memvisualkan tentang anak – anak seperti
pada karya Bayang – Bayang Maha Kecil,
Vagina Brocad, Lindungi Aku dari Keinginanmu, serta karya lainnya yang
sejenis seperti Missing and Sailent
merupakan perwujudan dari pengalaman estetisnya yang mungkin saja bisa
dihubungkan dengan itu. Karya – karya Titarubi sendiri lebih kearah karya – karya
3D, hal inin dilatarbelakangi oleh pendidikan keseniannya yang mengambil
Keramik, sehingga beberapa karya sebelumnya seperti Kisah Tanpa Narasi maupun
Bayang – Bayang Maha Kecil merupakan penerapan dari disiplin ilmu kriya yang
dia pelajari. Selain
itu tentang beberapa kisah hidupnya mengenai kejadian yang dahulu pernah beliau
alami juga bisa menjadi garis tengah tentang pemikiran – pemikirannya terhadap
wanita ini tercermin pada karya Herstory.
Banyak sekali pemkiran – pemikiran yang selalu ingin beliau hadirkan. Kebiasaan
– kebiasaan yang sebenarnya kecil namun ternyata punya pemikiran mendalam dan
dia pandang dari sudut berbeda. Banyak masalah kemanusiaan yang juga dia angkat
dalam karya dan performenArtnya. Misalnya saja Kisah Tanpa Narasi, Yang Kelak
Retak maupun Ritual merupakan
sebuah implikasi dari pengalaman hidupnya serta kejadian yang ada
disekelilingnya.
Selain
dari pada paparan hubungan diatas kita juga bisa melihat bahwa Agus Suwage juga
adalah seorang yang karya – karyanya juga sarat akan makna, mulai dari
kemanusiaan, sosial bahkan politik. Hal ini juga turut mempengaruhi pengkaryaan
Titarubi sendiri dalam pengonsepan karya – karya yang akan dia buat.
Pengalamannya menjadi seorang ibu rumah
tangga, seorang istri juga seorang seniman sedikit banyak akan
membuatnya meiliki kesibukan serta pemaknaan tersendiri pada karya – karya yang
dia hasilkan. Bagaimana masalah lingkungan keluarga maupun disekitar bisa saja
menjadi maslah kapanpun akan dan ingin
muncul juga turut berpengaruh. Kebersamaannya dengan Agus Suwage berawal ketika
dia menjadi menejer seninya, sampai pada masa pernikahan mereka adalah sebuah jalan
yang cukup panjang yang membawa diri mereka masing – masing dengan sedikit
banyak pemikiran – pemikiran akan membawa pengaruh satu sama lain. Titarubi
juga gencar memberikan perlawanan pada masyarakat kala karya kontrofersi Agus
Suwage yang berjudul Pinkswing Park dianggap tabu olehbeberapa kalangan.
Hal ini bisa kita ambil sebagai sebuah penilaian bahwa Tita adalah oarng yang
memiliki jiwa sosial yang tinggai. beberapa karya yang dia kerjakan juga
berkolaborasi dengan Tisna.
Kesimpulan
akhir pada seorang Titarubi adalah beliau adalah seorang yang humanis dengan
karya – karya nya yang diwujudkan dalam bentuk manusia – manusia juga turut
memperkuat nilai sosial yang dia bawakan. Beberapa karya juga menyentuh sisi
religius dari seorang Titarubi.
BAB 3
KESIMPULAN
Kesimpulan
Karya Titarubi
adalah sebuah karya yang dibuat dengan penuh konsep. Titarubi membuat sebuah
karya dengan ide – ide dan pengalaman estetik yang dia miliki dari kehidupan
dan kesehariannya. Menyoal tentang beberapa fenomena hidup yang sederhana namun
ternyata butuh pemikiran dan pemikiran lagi. Karya Titarubi membuat kita selalu
melihat permasalahan dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Sehingga
terkadang muncul sebuah pandanga baru dari apa yang dia pikirkan.
Karya – karya yang dia hasilakan lebih kearah seni
instalasi yang berbentuk 3D, hal ini dikarenakan disiplin ilmu yang beliau
miliki adalah Kriya. Pemvisualan yang cenderung pada bentuk – bentuk manusia
serta tema – tema kemanusiaan yang diambil membuat kita memiliki sebuah
kesimpulan bahwa beliau adalah seniman dengan karya – karya yang bersifat
humanis serta religius pada beberapa karya yang lain.
BAB
4
DAFTAR RUJUKAN
Daftar
Rujukan
Biografi Titarubi – Katalog pameran Dalam Kuota! Kuoata! Kuota!
Biografi Titarubi – Katalog Pameran Dalam Subverting Power and Desire pada karya Surrounding David.
http//www. titarubi.blog.com// diakses 14 April 2012
Biografi Titarubi – Katalog pameran Dalam Kuota! Kuoata! Kuota!
Biografi Titarubi – Katalog Pameran Dalam Subverting Power and Desire pada karya Surrounding David.
http//www. titarubi.blog.com// diakses 14 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar