Apa yang harus kuceritakan pada senja ini Jerapah.
Sudah lama aku tak menyapanya,
Entah bagaimana caranya untuk memulai kebekuan ini.
Senja ini mulai berbeda....
Entah karena tempat yang sudah berubah, atau karena perasaan yang sudah tidak lagi seperti dulu.
Lama tidak bersua, dan kau datang dengan senjamu.
Membuatku harus mencari-cari dimana senjaku dulu.
Dulu kita pernah saling beradu senja dengan cerita kita yang menguning.
Dulu pernah kita lewati senja kecil yang didalamnya penuh tawa mengiringi waktu menjelang malam.
Masihkah senjamu seperti dulu....
Kali ini aku duduk di pinggir jendela kamarku.
Memahami smsmu yang kubaca berulang-ulang.
aku paham tapi tidak mengerti.
aku melihat langit dan senja itu belum tiba.
Mungkin tak ada, mungkin aku yang sudah tidak sabar menunggu...
aku duduk dan mengetik cerita.
Bersiap mungkin senja akan datang sebentar lagi,
dan aku berharap akan lebih mudah untuk mencairkan kesenjangan antara aku dan senja..
Jerapah...
Ada banyak kenangan yang muncul dipikiranku.
Tentang celana hitammu dan kemeja putih, tentang hujan, tentang pondok dan banyak cerita konyol.
Bermunculan satu-persatu hanya karena aku mengetik beberapa angka di ponselku.
Aku rindu kotamu....
Aku rindu tempatku....
Aku rindu semua yang ada disana.
Rindu semua yang ada sekalipun kamu tak ada didalamnya.
Aku tengah bersiap Jerapah.
Aku tengah bersiap menunggu senja hari ini.
Mungkin dia akan datang dan berkata rindu padaku, atau mungkin sudah melupakanku diantara jutaan pengagum senja yang lain
Bukankah ini sangat sederhana...
Bukan elegi, bukan romance, bukan apa-apa
Hanya seuntas tali kenangan yang tak sengaja tertarik ujungnya
Dimana aku menarik hulunya dan kau tarik hilirnya
senja sudah datang dikotaku...
Bondowoso, 20 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar